Ber-Investasi Emas dan Trading Emas sangat jauh berbeda. Banyak orang salah mengartikan ber-investasi Emas. Bicaranya investasi Emas tapi prakteknya seperti trading Emas.
Jika Anda membeli Emas dengan tujuan memperoleh keuntungan dari selisih kenaikan harga saat jual dan beli, bagi saya, itu bukan ber-investasi Emas tapi lebih cocok ke trading Emas. Dan untuk melakukan trading lalu mendapat keuntungan, Anda butuh pengetahuan dan wawasan yang cukup mengenai berbagai hal seperti: membaca kondisi ekonomi, membaca dan meng-analisa grafik harga Emas, dsb. Jika Anda tidak memiliki pengetahuan tersebut, selamat! Cepat atau lambat, uang Anda akan habis…
Dalam ber-Investasi Emas tujuan utama Anda bukan “keuntungan” yang sesungguhnya dalam nilai real. Namun, tujuan ber-investasi Emas adalah untuk menjaga nilai aset Anda di masa yang akan datang. Karena, ketika Anda memiliki Emas, berapapun kenaikan harga Emas yang terjadi di kemudian hari, sesungguhnya Anda tidak pernah “untung”.
Kenapa? Tahun 1970 an, harga satu ekor kambing adalah Rp 7.000 rupiah, sementara nilai 1 koin Dinar Emas (4,25 gram 22K) saat itu adalah Rp 9.000 rupiah. Tahun 2020, nilai 1 koin Dinar Emas sekitar Rp 3,8 juta rupiah. Ada selisih harga cukup signifikan antara tahun 2020 dan 1970, apakah selisih ini keuntungan? Jawaban saya, bukan! Kenapa? Karena ternyata harga kambing tahun 2020 juga naik menjadi sekitar Rp 2,5 – Rp 3,5 juta rupiah.
Dengan kata lain, jika Anda memegang Emas 4,25 gram 22K (1 dinar Emas) dari tahun 1970 sampai dengan tahun 2020, Anda masih bisa membeli satu ekor kambing. Namun jika Anda memegang uang Rp 7.000 rupiah dari tahun 1970, saat ini uang tersebut tidak bisa lagi membeli 1 ekor kambing. Jangankan 1 ekor, untuk membeli sate kambingpun tidak cukup!
Itu sebabnya Emas banyak disebut orang “Zero Inlasi” atau inflasinya NOL. Berikut ini lima prinsip yang paling utama dalam ber-Investasi Emas.
Prinsip No 1 – Emas Lebih Besar Manfaatnya Daripada Keuntungannya
Kalau Emas tidak menghasilkan keuntungan atau “Zero Inflasi” seperti yang disebutkan sebelumnya, untuk apa kita ber-investasi Emas? Lebih baik uangnya kita depositokan atau beli properti. Pertanyaan itu sering sekali mucul ke hadapan saya.
Coba perhatikan contoh kambing di atas. Jika uang Rp 7.000 tahun 1970 di Depositokan dengan bunga 10% pertahun (sangat tinggi dan saat ini tidak ada bank yang memberi bunga deposito 10%). Maka di tahun 2020, uang Anda tersebut akan menjadi sekitar Rp 900.000 (belum di potong pajak). Tidak cukup lagi membeli seekor kambing, apalagi kalau bunganya seperti sekarang ini di sekitaran 4% – 6%. Yang terjadi adalah penyusutan nilai uang dan daya beli Anda.
Baca juga: Investasi EMAS Yang Kebal Inflasi
Bagaimana dengan properti? Betul properti bisa memberikan keuntungan. Namun jangan lupa, untuk membeli properti butuh dana yang cukup besar. Anda tidak bisa membeli properti dengan uang Rp 5.000 rupiah. Sedangkan Emas bisa! Lihat artikel saya ini: EMAS dan Properti Mana Yang Lebih Baik
Prinsip No 2 – Beli Emas Untuk Tujuan 3 – 10 Tahun Ke Depan
Ber-Investasi Emas untuk tujuan jangka menengah antara 3 sampai dengan 10 tahun kedepan. Jangan untuk tujuan jangka pendek apalagi kurang dari satu tahun.
Emas sangat cocok dijadikan investasi jangka menengah untuk berbagai kebutuhan dimasa yang akan datang seperti: biaya pendidikan anak, simpanan untuk keadaan darurat, tabungan untuk membeli properti, tabungan untuk pensiun, dsb. Kenapa? karena likuiditas Emas sangat tinggi. Anda tidak butuh waktu banyak untuk mencairkan Emas menjadi uang.
Baca juga: Mengukur Biaya Pendidikan Anak Menggunakan EMAS
Prinsip No 3 – Saat Yang Paling Tepat Membeli Emas Adalah Saat Anda Punya Uang
Belilah Emas secara rutin atau Gradual Buying, jangan tunggu harga Emas turun, karena Anda tidak akan pernah tahu kapan harga Emas turun atau naik. Lakukan pembelian Emas secara rutin setiap Anda memperoleh uang, jangan pedulikan harga Emas saat itu. Karena tujuan Anda ber-investasi Emas bukan mencari “keuntungan” semu.
Gunakan fasilitas atau produk seperti Tabungan Emas atau Pool Account, sehingga dengan uang Rp 5.000 rupiah saja Anda bisa membeli Emas. Penjelasan mengenai ini ada di artikel: Tabungan EMAS Atau Pool Account, Kenapa Lebih Baik?
Jika Anda membeli Emas secara rutin dan konsisten, maka Anda akan terhindar dari kerugian akibat fluktuasi harga Emas. Dengan cara ini Anda akan memiliki Emas diberbagai harga, walaupun Emas secara jangka pendek fluktuasinya sangat tajam, namun secara jangka panjang kurvanya naik.
Jika Anda mendapatkan uang, potong dulu untuk menabung (beli Emas), baru sisanya dipakai untuk belanja. Jangan dibalik, karena kalau dibalik Anda tidak akan pernah bisa membeli Emas.
Rully Kustandar
Dengan cara seperti ini, saya yakin 3 – 5 tahun yang akan datang, Anda akan merasakan manfaat yang luar biasa. Banyak orang menghubungi saya hanya sekedar untuk mengucapkan terima kasih karena telah melakukan ini.
Baca juga: Harga EMAS Per-Tahun Sejak Tahun 1988
Prinsip No 4 – Belilah Emas Batangan 24K
Ada 3 jenis Emas yang beredar di pasaran saat ini: Perhiasan, Koin dan Emas Batangan. Untuk tujuan investasi, belilah Emas batangan 24K. Karena Emas tersebut paling maksimum hasilnya. Tidak masalah Anda membelinya lewat program Tabungan Emas atau Pool Account.
Jangan membeli Emas komoditas (secara online seperti membeli saham), karena itu bukan untuk investasi namun trading. Walaupun sama-sama dapat dilakukan secara online, Tabungan Emas atau Pool Account berbeda jauh dengan Emas Trading atau Komoditas.
Baca juga: 3 Jenis EMAS Yang Beredar Di Pasaran
Prinsip No 5 – Jangan Gunakan Uang Yang Akan Di Pakai Kurang Dari Satu Tahun
Ingat, tujuan Anda ber-investasi Emas bukan mencari keuntungan jangka pendek. Oleh karena itu, gunakanlah uang yang tidak akan pakai dalam waktu kurang dari 1 tahun.
Jika uang Anda akan dipakai kurang dari 1 tahun, lebih baik simpan saja dalam bentuk tabungan atau deposito, jangan dibelikan Emas.